Sabtu, 05 Maret 2011

PROPOSAL "NATA DE CASAVA ”

PROPOSAL PELATIHAN TEKNIS AGRO INDUSTRI
BERBASIS SINGKONG/UBI KAYU
NATA DE CASAVA

Merintis Wirausaha Baru Inovatif Melalui Pembuatan nata de Casava  Sebagai Makanan olahan Menyegarkan dan Menyehatkan Untuk  Bisnis yang Prospektif dan Feasibel dengan Berbasis Home Industri
A.       Latar Belakang
Pemberdayaan koperasi dan usaha  Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya  strategis dalam  meningkatkan taraf hidup  sbagian besar rakyat Indonesia.Berdasarkan rencana pembangunan  Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025,  pemberdayaan Koperasi dan UKM dipilih menjadi pengembangan  usaha kecil dan menengah ,pemberdayaan usaha mikro  dan penguatan  kelembagaan koperasi. Pemberdayaan mengemban  misi membentuk  bangsa yang berdaya saing  dan sekaligus melakukan  pemerataan pembangunan  dan berkeadilan.
Untuk mewujudkan  misi bangsa yang berdaya saing ,upaya-upaya pengembangan UKM  diarahkan untuk menjadikan para pelaku ekonomi (UMKM) memiliki kemampuan usaha  yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi  dan berdaya saing .Adapun  untuk mewujudkan  misi  misi pemerataan pembangunan  dan berkeadilan, upaya pemberdayaan  diarahkan pada usaha skala mikro dan kecil yaitu  untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpendapatan rendah,khususnya para pelaku ekonomi di usaha ini
Sesuai dengan daerah pengembangan yang dikemukakan  dalam RPJMN,untuk  mewujukan bangsa yang berdaya saing  akan ditempuh dengan kebijakan  peningkatan kopetensi melalui  perkuatan kewirausahaan  dan produktifitas .Adapun untuk mewujudkan pemerataan  pembangunan yang berkeadilan ,akan ditempuh me kebijakan meningkatkan kapasitas  usaha dan ketrampilan pengelola usaha  serta sekaligus  mendorong adanya kepastian ,perlindungan dan  pembinaan usaha.
Hal tersebut  di atas  perlu dilakukan  dalam kerangka  upaya yang strategis  dan terintegrasi mengingat  jumlah populasi UMKM  pada th 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha  atau 99,9 persen dari jumlah unit usaha  di Indonesia  serta jumlah tenaga kerjanya mencapai 88,7 juta  orang atau 96,9 persen dari seluruh tenaga  kerja Indonesia,yang tersebar di seluruh  sektor  perekonomian dan wilayah Indonesia,pada tahun yang sama maka UKM menyumbang 56,2 persen terhadap PDB harga berlaku dan 19,9  persen terhadap  ekspor non migas  nasional.
Usaha kecil dan menengah di Indonesia, merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi cukup besar, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam hal kontribusinya terhadap perekonomian (PDB). Sedangkan di Jawa Timur sendiri, sektor UKM juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Jawa Timur. Hal ini dikarenakan gerak Usaha Kecil dan Menengah merupakan gambaran aktivitas ekonomi rakyat Jawa Timur secara riil. Kontribusi UKM terhadap perekonomian Jawa Timur yang diukur dari PDB nya adalah sebesar 53,49 % dari total PDB Jawa Timur. Di sisi lain, laju pertumbuhan UKM pada tahun 2008 sebesar 10.005 unit dari tahun 2007 hingga semester pertama tahun 2008 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 34.966 orang dan mengelola omset Rp 88.913 juta pada semester pertama tahun 2008
Selain menjadi sektor yang berkontribusi cukup besar pada perekonomian, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga merupakan sektor yang memiliki ketahanan cukup tinggi terhadap krisis ekonomi. Kondisi ini tampak pada eksistensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997/1998. Di mana pada saat itu hampir seluruh sektor perekonomian di Indonesia mengalami keterpurukan serta banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya sampai bahkan melakukan penutupan perusahaan. Namun ternyata jumlah unit usaha kecil dan menengah justru semakin meningkat pasca krisis tersebut.
Bertahannya sektor usaha kecil dan menengah tersebut, antara lain disebabkan oleh output yang dihasilkan oleh sektor ini sebagian besar merupakan barang konsumsi dan jasa yang memiliki elastisitas pendapatan yang rendah. Selain itu, bertambahnya jumlah unit di sektor tersebut merupakan akibat dari banyaknya perusahaan yang merumahkan pegawainya pada saat krisis. Namun, pegawai-pegawai yang menjadi korban PHK tersebut banyak yang menjadi wirausahawan dan mendirikan usaha yang berskala kecil dan menengah.
Nata de Cassava merupakan terobosan inovasi baru produk makanan berserat yang sangat layak masuk dalam persaingan industri makanan di Indonesia. Produk nata yang mendominasi pasar nata selama ini yaitu nata de coco mempunyai permasalahan dalam keterbatasan bahan bakunya berupa air kelapa. Hal ini menyebabkan permintaan pasar yang tinggi akan nata tidak dapat terpenuhi. Ini merupakan suatu peluang  yang terbuka lebar bagi perusahaan pengembang produk nata de cassava untuk memenuhi permintaan pasar nata bahkan untuk menggantikan posisi nata de coco dalam pasar nata di Indonesia.
Dengan bahan baku yang berasal dari limbah tapioka, nata de cassava akan muncul menjadi produk yang kokoh karena bahan bakunya berasal dari cassava, yang mana Indonesia merupakan penghasil cassava terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun). Sehingga untuk ketersediaan bahan baku, nata de cassava tidak akan menjadi masalah. Proses yang lebih ekonomis karena tidak dibutuhkan adanya penambahan gula menjadikan Nata de Cassava merupakan ancaman berat bagi nata yang lain. Selama ini pembuatan nata de coco masih membutuhkan penambahan gula, sehingga untuk skala produksi nata de cassava lebih ekonomis dan efisien. Selain itu nata yang dihasilkan lebih kenyal, tebal dan lebih putih.
Pasar yang jelas untuk nata de cassava yaitu perusahan CV. Agrindo Suprafood yang siap menerima nata de cassava sebesar 80 ton per minggu membuat bisnis ini dapat mudah direalisasikan dan memiliki prospek yang jelas di masa depan. Keunggulan yang ditampilkan pada bisnis ini adalah inovasi limbah tapioka baik padat maupun cair yang dimanfaatkan menjadi produk unggulan makanan berserat nata de cassava. Dengan adanya nata de cassava dapat memberi solusi bisnis dengan meningkatkan nilai ekonomis limbah tapioka sebagai variasi produk nata. Bahan baku yang melimpah ruah dan murah merupakan kekuatan utama nata de cassava sehingga memudahkan dalam kepastian ketersediaan bahan baku. Kemantapan produk ini didukung lagi dengan proses dan bahan yang sederhana yang membuat bisnis ini  menjadi layak dan dipastikan mendatangkan profit.
Nilai keunggulan dari Nata De Casava adalah merupakan salah satu  produk inovativ mampu menjawab keresahan masyarakat kecil dalam meningkatkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, nata decasava juga bisa diproduksi oleh siapapun karena biaya yang murah dan proses yang sederhana. Keunggulan lain  dalam Singkong  kandungan gulanya  lebih tiggi dari pada  air kelapa,Nata de Casava juga memiliki ciri yang khas yaitu tekstur warna putih,kenyal,tebal dan aroma yang khas.Karena mudah dalam pemrosesannya maka dimungkinkan untuk diproduksi massal sehingga sangan mungkin untuk dijadikan komoditas Ekspor.Berbagai keunggulan nata de Casava lain adalah :
KANDUNGAN GIZI
KADAR(%)
Air
97,83
Abu
0,3
Protein
0,04
Lemak
0
Serat Kasar
1,75


Selain itu ,Pembuatan Nata de Casava juga bisa  dibuat dari limbah pabrik Tapioka Sehingga untuk kelanjutan bisnis ini ,bahan baku tidak akan menjadi masalah  karena dapat diambil dari singkong ,dari limbah padat dan  juga dari limbah cair.














            Singkong
 


Limbah Cair Tapioka
 


Limbah Padat Tapioka
(onggok)

 

















              Nata de Casava merupakan produk makanan olahan , yang di kembangkan oleh Agro PrimaInd pengusaha di Jogjakarta. Hal tersebut menarik perhatian para petani terutama di sentra singkong seperti di ngawi,Pacitan,Bojonegoro. Ditunjukkan dengan banyak orang yang berminat untuk membeli produk nata decasava yg enak dan segar berserat tinggi.  Produk ini telah menjadi minuman khas bagi penduduk sekitar Gunung Kidul Jogjakarta,sebagai pengganti cendol
Nata De Casava memiliki rasa dan aroma yang khas, serta berserat tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dapat dijadikan prospek untuk membentuk wirausaha baru ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi petani Singkong baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.

B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Program Pelatihan Teknis  dalam bidang Kewirausahaan ini adalah:
1.      Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha baru berbasis produk inovatif Nata de Casava sebagai makanan yang menyegarkan dan menyehatkan untuk  pemberdayaan masyarakat petani Singkong  berbasis home industri
2.    Bagaimana Memasarkan produk Nata de Casava agar menjadi Trademark khas Jawa Timur
3.    Bagaimana Analisa Feasibility dari Bisnis Pembuatan Nata de Casava? 

C. TUJUAN PROGAM
Tujuan dari  Program Kreativitas Masyarakat dalam bidang kewirausahaan ini adalah:
1.      Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui usaha pembuatanNata de Casava sebagai makanan menyegarkan dan menyehatkan untuk pemberdayaan masyarakat yang berbasis Home Industri.
2.      Dapat memasarkan produk Nata de Casava agar menjadi Trademark khas Oleh – oleh Daerah Jawa Timur
3.      Dapat menunjukkan bahwa bisnis ini sangat Feasible untuk dijalankan mengingat besarnya potensi dari bisnis ini..

D. OUTPUT YANG DIHARAPKAN
Sedangkan output yang dapat diperoleh dalam jangka panjang adalah :
1.    Terwujudnya ketrampilan berwirausaha bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat memberikan kontribusi nyata untuk mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui usaha pembuatan Nata de Casava , mengingat usaha ini menggunakan prinsip padat karya.
2.    Terbentuknya Branding produk ini menjadi Produk di Jawa Timur
3.    Terciptanya masyarakat yang sehat dengan mengkonsumsi makanan berserat tinggi non lemak Terbentuknya kepedulian masyarakat terutama dalam upaya  mengkonsumsi makanan alami(back to nature)
4.    Peningkatan kesejahteraan masyarakat  dengan pembuatan industri Nata de Casava yang berbasiskan home industri dan padat karya.

E. KEGUNAAN  PROGRAM
  1. Meransang kreativitas dan daya inovasi masyarakat untuk menghasilkan produk innovatif yang bermanfaat
  2. Membuka wawasan masyarakat dan meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha sehingga mampu mengadapi pesaingan bebas dengan cara menjadi entrepreneur muda indonesia.
  3. Membuka wawasan masyarakat untuk memanfaatkan limbah Pabrik Tapioka
  4. Membantu memberikan kontribusi positif bagi pemerintah dalam usaha menjaga lingkungan dari pencemaran lingkungan.
  5. Memberikan stimulus untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri  terutama bagi masyarakat berbasis Singkong sebagai  potensi lokal.

F. GAMBARAN UMUM USAHA
1.      Ide Produk
            Saat inni Singkong hanya di olah menjadi Gaplek ataupun Tape yang mana nilai tambah secara ekonomi  belum bisa mengangkat Petani menjadi berdaya saing,Banyak masyarakat sekitar Hutan yang hanya bisa menjual hasil panen singkong hanya dengan Rp 700./Kg,. Ide pembuatan usaha ini berasal dari adanya keinginan untuk meningkatkan nilai ekonomis masyarakat Petani Singkong . Keamanan, kelayakan konsumsi serta keunggulan dari sirup dapat diketahui dari hasil penelitian Mahasiswa Pertanian UGM,pemenang lomba "Innovative Entrepreneurship Challenge 3 ITB 2008", Tim Nata De Cassava Mahasiswa UGM meraih juara 1 dalam lomba "Young Entrepreneur Award 2008" yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia dan Sarosa Consulting Group, di Jakarta 8-9 Juli 2008
2.      Deskripsi Usaha
Hasil penelitian Margianto mahasiswa Fakultas Biologi angkatan 2004 Mahasiswa Pertanian UGM mempunyai peluang besar untuk dijadikan suatu inovasi wirausaha baru berskala home industri. Wirausaha baru di bidang   agro Industri, Menurut Margianto penggagas ide hasil inovasi ini mengatakan satu kilogram onggok hanya dihargai Rp 300. Ketika berubah menjadi nata de cassava, onggok menjadi mahal dua kali lipatnya, yakni Rp 750. Nur Kartika Indah Mayasti, Fakultas Tenologi Industri Pertanian 2005, setiap satu kilogram onggok, setelah diproduksi menjadi lima kilogram lembaran nata. Selain bernilai ekonomis, nata de cassava baik untuk kesehatan. Kandungan gizi setiap 100 gram basah produk ini mengandung serat kasar sebesar 1,71 persen. "Karena berserat tinggi, sehat untuk pencernaan. Tapi ada kelebihan dan kekurangan produk ini dibandingkan produk nata yang lain. Kelemahannya, kalau nata de cassava membutuhkan waktu proses yang lebih lama karena proses hidrolisis karbohidrat menjadi gula melalui fermentasi, ujarnya.
Dalam prosesnya perlu waktu tiga hari lebih lama dari Nata de coco, menurut indra kelebihannya, nata de cassava mengandung gula 5-7 persen, sementara Nata de coco hanya 2 persen, sehingga tidak membutuhkan penambahan gula.
Nilai positif usaha ini adalah belum adanya usaha sejenis di pasaran, sehingga produk ini belum memiliki kompetitor yang memiliki kesamaan produk dengan produk kami.. Rencana untuk membuat Nata de Casava ini berawal dari animo masyarakat yang sangat antusias menyambut hadirya produk ini pada waktu awal uji coba penjualan nata de casava yang dilakukan di Jogjakarta. Dari hasil uji coba diperoleh tanggapan sangat positif dari masyarakat dengan hadirnya produk ini. Menurut mereka produk ini aneh, unik, enak dan rasanya sekelas dengan nata de casava Tanggapan positif dari masyarakat ini membuat mereka penasaran dengan produk nata de casava dan banyak yang memesan untuk dijadikan sebagai minuman konsumsi sehari-hari.
Penyediaan produksi nata de casava sudah kami lakukan, memiliki kendala dalam hal pemodalan awal usaha. Oleh sebab itu kami berinisiatif untuk menjadikan nata de casava menjadi pilihan produk aneka olahan pangan berbasis komoditas unggulan daerah


3.       Tahap Pemasaran yang Telah Dilakukan        
            Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pengolahan singkong namun  masyarakat belum banyak yang tahu tentang pemanfaatan industri  singkong yang dapat bernilai ekonomis. Belum banyaknya ragam makanan dan minuman olahan yang diolah dari Singkong di pasaran merupakan faktor utama yang memberi peluang produk nata de casava lebih mudah bersaing dengan produk lain dan dapat diterima di pasaran. Selama ini yang memanfaatkan produk olahan dari Singkong hanya ada di Luar Pulau  Lampung,Jawa Barat dan Jogjakarta . Di luar negeri yang sudah melakukan impor nata de casava negara Taiwan dengan Ekportir  warga Taiwan .
            Kondisi diatas kami anggap sebagai peluang untuk menggembangkan sebuah inovasi wirausaha baru di bidang Nata. yang akan dipasarkan dengan merk dagang “Nata de Casava”. Kelebihan produk ini pemasaran berorientasi kepada produk dan pasar. Pemasaran yang berorientasi pada pasar berarti memahami bahwa konsumen membeli manfaat, bukan sekedar rasa produk yang enak dan unik, sehingga pengusaha harus bersikap aktif dan kreatif dalam mencari dan menemukan kegunaan lainnya yaitu untuk peredam suara,bahan pembuat layar monitor dll. Didalam memasarkan kami menggunakan beberapa strategi yaitu strategi produk, harga, promosi dan distribusi .
1.   Strategi Produk
            Strategi produk dilakukan dengan upaya diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Dalam hal ini dimungkinkan adanya penambahan zat-zat lain yang tidak berbahaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk.
2.   Strategi Harga
            Strategi harga kami lakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar, atau dengan kata lain harga produk kami lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing nata yang berasal dari air kelapa. Dalam memperluas pemasarannya maka diperlukan kerjasama dengan penyalur untuk menyampaikan produknya ke konsumen . Kerjasama tersebut  sudah dilakukan sejak launching  tahun 2004 dengan Agro PrimaInd,Jogjakarta 
3.   Strategi Distribusi dan Promosi
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk khususnya di kampus, sekolah dan instansi pemerintahan yang dekat dengan industri. Tujuan dilakukannya distribusi khususnya ditempat  Wisata atau mall adalah agar mereka peduli dengan industri kecil dan mulai berfikir untuk memanfaatkan  Singkong sebagai makanan alternatif dengan nilai ekonomis tinggi. Selain itu diharapkan distribusi tersebut dapat memperluas daerah pemasok bahan baku Nata de Casava . Sementara pemasaran masih di lakukan di daerah Jogjakarta dan daerah lain di sekitar Jawa tengah ..Selain itu akan ada sistem layanan antar bagi konsumen yang berada di daerah lain. Dengan adanya sistem layanan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Sistem pembayaran yang sudah di lakukan sebagai berikut:
-          Pembayaran kontan
-          Pembayaran kontan yakni pembayaran lunas terhadap produk yang diambil pada saat itu.
4.         Analisa Pemasaran Produk
Strategi pemasaran yang kami gunakan adalah :
§  Strategi Produk
Strategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job Shop dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat.
§  Strategi Distribusi
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah pemasaran Surabaya, Malang, Jogyakarta, Semarang, Bogor, dan Jakarta. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. 
§  Strategi Harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing.
§  Strategi Promosi
Publikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Klinik UKM Dinas Prop Jawa Timur, dimana lembaga ini merupakan pusat promosi bagi produk UKM Jawa Timur. mengikuti sejumlah pameran yang berhubungan dengan makanan, dan ikut serta dalam Koperasi dan UKM  serta mengadakan beberapa pelatihan yang berhubungan dengan Kewirausahaan. Promosi penjualan yang telah dilakukan adalah  penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, dan mengikuti pameran serta melakukan penjualan dalam Usaha Koperasi.

G. METODOLOGI PEMBUATAN PRODUK
            Metode pendekatan program dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
  1. Tahap Pembuatan Produk
Tempat produksi  Nata de Casa va ini adalah di Wates Jogjakarta.Akan menyusul  Industri Nata de Casava di daerah Purworejo,Jawa Tengan dan Sidoarjo Jawa Timur,
1.  Persiapan perlengkapan Produksi
Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibuthkan untuk melaksanakan program, peralatan tersebut antara lain :
§  Pisau
§  Baskom
§  Panci
§  Sendok Sayur
§  Panci Blirik
§  Kain Blacu
§  Kompor
§  Parutan Singkong
§  Gelas Ukur
§  Bak Penampung /tong/drum
§  Nampan plastik 22X29 cm(tempat fermentasi)
§  Bibit dan starter
§  Torong
§  botol sirup
§  kertas koran
§  Rak
§  Gayung

2. BAHAN YANG DIBUTUHKAN
·         Singkong
·         Bio Casava
·         Startnat
·         Formula1
·         Formula 2
·         Starter/bibit
·         Asam cuka
·         Bahan Bakar

1.  CARA PEMBUATAN STARTER/BIBIT
·         Siapkan air kelapa (biarkan air kelapa selama 3 hari)
·         Rebus air kelapa hingga mendidih ,selama perebusan tambahkan
-Startnat 10 grm /L
-Asam Cuka 1cc/liter
·         Rebusan dituangkan ke botol yang suah steril hingga ¾ botol(400-500cc)
·         Tutup mulut botol dengan koran  dan ikat dengan karet gelang,biarkan botol selama 1 hari
·         Tambahkan starter bibit induk  ke dalam botol  kurang lebih 50 cc hingga hampir penuh dan tutup kembali(1 botol bibit induk bisa untuk 10-20 botol calon bibit baru)
·         Apabila suhu lingkungan dingin maka  botol diselimuti dengan  kain agar hangat
·         Biarkan bibit  hingga 6-7 hari  dan siap dipakai untuk  membuat nata de casava .

2.    CARA PEMBUATAN   Nata De Casava
Bahan yang diperlukan pada pengolahan  Nata De Casava ini adalah Singkong Dengan bahan tambahan berupa bibit dan starter sebagai vermentasi Metode pembuatan Nata De Casava meliputi:
a.    Pelumatan Sortasi
Pada tahap sortasi,Singkong  dipilih yang kondisinya baik. 
Tabel 1 : Standar Bahan Baku Pembuatan Sirup Nata De Casava
b.    Pencucian Buah
Pencucian Singkong, dilakukan menggunakan air mengalir berasal dari PDAM.
c.    Pengupasan Buah
Buah dikupas dengan menggunakan pisau anti-karat, agar tidak mempengaruhi hasil akhir nata de   casava. Digunakan pisau anti-karat karena sifat nata yang bersih dari kotoran dan bahan Kimia. Pengupasan buah bertujuan untuk memisahkan daging buah dari kulit buah.


d.    Pemarutan Singkong
Pemarutan Singkong dilakukan dengan penambahan parut biasa ataupun parutan giling,
e.    Perendaman
Tambahkan 10 l air ke dalam parutan Singkong yang sudah diparut kemudian direndam  selama 3 hari
f.     Tambahkan 60 ml formula 1  dan tambahkan juga 60 ml formula 2 pada kondisi dingin,aduk-aduk,kemudian rebus hingga mendidih
g.    Turunkan rebusan yang sudah masak dinginkan hingga semalam
h.    Keesokan harinya maka rebusan disaring pakai kain blacu
i.      Air hasil saringan direbus kembali  hingga mendidih  kemudian  di tambah  Bio Casava sebanyak  70-100 gram(7-10gram/L)
j.      Tuangkan rebusan dalam nampan  dalam kondisi panas (setiap nampan di tuang 1,3 -1,5 liter rebusan),buka penutup koran pada ujung sudutnya untuk menuang ,kemudian koran ditutup lagi.
k.    Biarkan  nampan sampai dingin  ditunggu kurang lebih 1 hari
l.      Kemudian buka penutup koran pada ujung  sudut dan tambahkan starter/bibit 10%(1 botol bibit digunakan untuk 4-5 nampan)
m.  Biarkan nampan hinggga 7 hari  untuk proses fermentasi,air rebusan dalam nata akan berubah  menjadi nata de casava berwarna putih,kenyal dan siap panen
n.    Apabila suhu lingkungan dingin maka  nampan ditutup dengan  kain agar hangat
o.    Hasil panen  dikumpulkan  jadi satu dalam drum/ember dan direndam dengan air
3.       Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah rancangan respon dari panelis yang untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur produk yang diujikan. Dalam menentukan mutu suatu produk, sifat pertama kali yang menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen adalah sifat organoleptik yang dimilikinya. Uji organoleptik dilakukan dengan melibatkan 13 orang panelis, di Laboratorium BPKI Surabaya. Hasil pengujian organoleptik didapatkan dari hasil pengisian kuisioner, setelah mencoba sampel sirup yang diberikan kepada panelis.



H.  JADWAL KEGIATAN
      Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai berikut: Kegiatan ini berlansung selama 4 bulan yaitu dibagi menjadi perminggu mulai bulan September hingga Desember.
No.
Agenda




Bulan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Produksi tahap awal












2
Pemasaran & penjualan tahap awal skala laboratorium












3
Survei pasar lanjutan












4
Legalisasi Dinas Keamanan Pangan












5
Pendaftaran Merk Dagang












6
Labeling Kemasan












7
Produksi tahap lanjut nata de casava












8
Analisa Usaha (Pemasaran ,Promosi, dll.)












9
Penyusunan Laporan Akhir














Keterangan :

= Agenda telah dilaksanakan

= Agenda dilaksanakan setelah proposal disetujui

= Watu pelaksanaan kegiatan



I. NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK
1.   Ketua Pelaksana Kegiatan:
  1. Nama Lengkap                    :  Siti Maidah,S.Kom.,MM
  2. Alamat                                   : Juanda Harapan Permai G-3,Sidoarjo
  3. Lembaga                               :  CV Surya Gemilang
  4. Waktu Untuk Kegiatan Pendampingan :  6 jam/minggu

J. BIAYA                                        PEMASUKAN

NO.

SUMBER
PEMASUKAN
1.
 Dinas Koperasi dan UMKM
Rp.  45.000.000,00
2
Pribadi
Rp.6.830..500,00
TOTAL
Rp. 51.830.500,00


K. PENGELUARAN
Biaya Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan “Nata De Casava”
No
Pemanfaatan
total biaya
1.
Biaya Pelatihan
6,000,000.00
2.
Biaya pendampingan
12.000.000.00
3.
Modal Awal Operasional Usaha
22.330,500.00
3
Biaya pemasaran
2.000,000.00
4
Pembelian mesin segel
1,300,000.00
5
Labeling Kemasan
500,000.00
6
Biaya Legalisasi Dinas Kesehatan 
500,000.00
7
Biaya Pendaftaran Merk Dagang
700,000.00
8
Transportasi
1.000,000.00
9
Komunikasi
500,000.00
10
Sewa Rumah
3.600.000.00
jumlah 
Rp. 50.430.500,00

Lampiran 1
Business Plan  ”Merintis Wirausaha Baru Inovatif Melalui Pembuatan Nata De Casava Sebagai makanan berserat non kolesterol  Bisnis yang Prospektif dan Feasibel dengan Berbasis Home Industri”.
Nama usaha : Kelompok Usaha “Nata De Casava
Pemilik usaha          :
Lokasi usaha            :
Besar Modal  : Rp.51.830.500,00
 Asal Modal   :
Jenis usaha  : a. Memproduksi nata de casava sebagai alternatif minuman kaya              
                         serat
                     b. Memasarkan  nata de casava
                c. Membudidayakan  nata de casava
Produk Utama :   Nata de Casava
Target pasar     :   Jaringan usaha Koperasi, unit-unit usaha lain yang tertarik,     
                          Masyarakat umum, dan masyarakat luas.
Kapasitas produksi /hari :
DISKRIPSI
a.   Target Produksi 312 nampan/hari
b.   Kapasitas 9 rak adalah 2.808 nampan/minggu
c.  Jumlak produksi perbulan  adalah 9.984 kg nata de casava
d.  Total investasi Rp.51.830.500,00

Pemasaran   :
-          3 bulan pertama   : Identifikasi Anggota Koperasi
-          3 bulan pertama menyiapkan alat dan perlengkapan
­   3  Bulan pertama           : Memasarkan pada anggota Koperasi
­   3 Bulan Kedua   : Berpartisipasi dalam pameran-pameran  agronomi yang
dilaksanakan oleh koperasi dan Perdagangan di seluruh                       Indonesia.
­   3 Bulan  ketiga   : Memasarkan Produk nata de casavayang
  disesuaikan dengan Event tertentu.
­   3 Bulan keempat :  Memasarkan dengan sistem delivery service kepada para
 Konsumen.  
Strategi pemasaran :
§  Strategi Produk
Strategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job order dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat.
§  Strategi Distribusi
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah Koperasi, Sidoarjo, Surabaya, Malang, Jogyakarta, Semarang, Bogor, dan Jakarta. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. 
§  Strategi Harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing.
§  Strategi Promosi
Publikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Klinik UKM Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur, dimana lembaga ini merupakan semacam inkubator bisnis bagi produk UKM Jawa Timur yang layak untuk dikomersialisasikan, menjalin kerjasama dengan pihak Dinas Koperasi propinsi dengan menjadikan produk  sebagai buah tangan khas dari Anggota Koperasi Sidoarjo, mengikuti sejumlah pameran yang berhubungan dengan makanan, dan ikut serta dalam Bazar BUMN serta mengadakan beberapa pelatihan yang berhubungan dengan Kewirausahaan. Promosi penjualan yang telah dilakukan adalah  penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, dan mengikuti pameran serta melakukan penjualan dalam acara Dinas Koperasi Prop Jawa Timur,dan seluruh Koperasi

L. Analisis SWOT:
1. Strength    : a. Belum ada usaha sejenis.
                          b. Modal untuk memulai usaha kecil.
                          c. Bahan baku melimpah di Jawa Timur
                                    d. Tempat produksi di Sidoarjo
                                    e. Adanya pasar yang siap menampung hasil produk nata de casava
              f.Tidak mudah ditiru karena metode pembuatannya memiliki prosedur  
                dan formula khusus hasil penelitian.
2. Weekness : a. Produk baru.
                                      b. Belum dikenal.        
3. Opportunity:    a. Dapat dengan mudah memasuki target pasar, karena belum ada saingan produk sejenis.
b. Keunggulan produk  Nata de Casava  yang bersearat tinggi dan non kolesterol
c.  Harga   nata de casava  dapat bersaing dengan produk nata de coco dari air kelapa                
4. Threath        : a.  Timbul usaha yang sejenis dengan bahan baku berbeda.
              





M.  ANALISA USAHA
NATA DE CASAVA
I. DISKRIPSI
  1.  Target Produksi harian :       312 nampan (1 rak)
        Kapasitas perminggu             =   9 rak : (312 nampan x 9 rak) 2.808 nampan
        Jumlah produksi
        Perbulan                                      = 32 rak :(312 nampan x 9 kg ) 9.984 kg   
                                                              nata de casava

2.PERALATAN
NAMA BARANG
JUMLAH
HARGA

Kompor
2 buah
300,000
600,000
Panci kecil
4 buah
150.000
600.000
Panci Besar
6 buah
225,000
1.350,000
Rak
9 buah
200.000
                 1.800.000
Pisau
8 buah
    4,000
     32,000
Saringan Besar
6 buah
15,000
90,000
Nampan
2100 buah
2500
5.250.000
Pengaduk
4 buah
20,000
80,000
Botol
400 buah
500
200.000
Ember
4 buah
40.000
160.000
Drum
20 buah
140.000
2.800.000
Baskom
10 buah
     7.000
     70.000
Parut
4 buah
5,000
20,000
Gayung
4buah
30,000
120,000
Takaran
5 buah
50.000
250.000
Koran + karet
secukupnya


Total


Rp.13.422.000

3.BAHAN BAKU
No
Jumlah
Harga Satuan
(Rp.)
Besarnya
(Rp)
Singkong
1200 kg
1.500
  1.800.000
Formula 1
65
     3.000
195.000
Formula 2
108
3.000
324.000
Bibit (air kelapa+bumbu)
1158
250
289.500
Kayu Bakar/Gas
1
300.000                
300.000
Total


    Rp. 2.908.500








4.OPERASIONAL

1
Gaji Karyawan (2 x Rp 500.000)
Rp1.000.000
2
Bahan Baku
Rp2.908.500
3
Penyusutan
Rp559.250
4
Sewa lahan
Rp 300.000

Total Pengeluaran
Rp 4.767.750
PEMASUKAN BULANAN
1
Penjualan (9984 kg x Rp 900)
Rp 8.985.600
LABA BERSIH BULANAN
Rp 4.217.850


1
Total Investasi (FC)
                         Rp.13.422.000
2
Biaya Operasional perbulan (VC)
Rp 4.467.750

Total Biaya Keseluruhan
Rp 17.889.750

BEP

Rp17.889.750
Rp4.467.750

JADI BIAYA BALIK MODAL  4 bulan